Sabtu, 03 Oktober 2015

Ilmu Tidak untuk Ditunggu, tapi untuk Dicari



“Tidak ada manusia yang pintar tanpa belajar “ilmu ladunny” kecuali memang dia terlahir dari keturunan wali atau syekh”
  ucap K.H Helmi Abdul Mubin, Lc /7/3/2015.
 
Dari kalimat tersebut tentu kita bisa mengambil kesimpulan, bahwasannya mudir ingin kita (generasi penerus bangsa,agama dan negara) agar selalu menuntut ilmu. Karna sejatinya ilmu itu bukan ditunggu tapi dicari. Tidak ada istilah belajar dalam tidur untuk manusia biasa (bukan segelombang dengan wali).  Bahkan seorang keponakan Rasulullah SAW. Abdullah bin Abbas pun rela bertanya dan mendatangi 30 sahabat rasul untuk memastikan keshahihan suatu hadits. Ini potongan cerita yang pernah kita pelajari di pondok UQI kelas 6 kemarin.
Alkisah ada seorang keponakkan Rasullulah SAW yang slalu berada dibelakang Rasul ketika shalat, ia adalah Abdullah bin Abbas. Seorang yang hafal 1660 hadits
Suatu hari ia mendengar hadits dari seorang sahabat nabi, dan hadits itu tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Maka ia mendatanginya ketika sore hari, dan waktu itu adalah waktu untuk istirahat. Akhirnya abdullah bin abbas menunggu di depan pintu rumahnya, ia mengamparkan jubahnya untuk duduk dan angin menghembuskan debu hiingga mengenai wajahnya. Tak lama kemudian sahabat keluar dari rumahnya dan melihat abdullah bin abbas dalam kondisi yang menyedihkan, lalu ia berkata kepadanya
“wahai keponakan Rasulullah, ada apa gerangan kau ada disini? Seandainya kau mengirimkan orang kepadaku, maka aku akan menemuimu”
Lalu abdullah bin abbas menjawab “akulah yang seharusnya datang kepadamu, karna ilmu bukanlah untuk ditunggu, tapi untuk dicari”

Sejauh apapun kita pergi, jika kita memiliki ilmu pasti kita tak akan tersesat. Tanpa harta namun memiliki ilmu insyaallah Allah akan menunjukkan jalannya dan akan meninggilkan orang-orang yang memliki ilmu. Dan agama islam bukan hanya dari ucapan atau keyakinan saja namun dengan perlakuan. Apalah arti bersaksi dan yakin jika tidak pernah menjalankan perintah-Nya dan Menjauhi laranga-Nya. setelah kita mengetahui, barulah kita melaksanakannya.

orang yang belajar lalu mngamalkannya, niscaya Allah akan menyempurnakan pahalanya.
Dan ia akan mendapatkan pahala orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun.
Begitu pun orang yang mengajarkan kejahatan, ia akan mendapatkan dosa orang yang mengikuti ajarannya yang salah.


Diriwayatkan oleh thabrani
Perumpamaan orang yang mengajari kebaikkan kepada manusia, namun ia melupakan dirinya (tidak mengamalkannya) ia diumpamakan sebagai lilin yang menerangi orang namun dirinya sendiri terbakar oleh api.
Subhanallah, maha suci Allah yanng telah meninggikan orang-orang yang berilmu dan mengamalkannya.

Wallahu 'alam bishowab.

Sumber : text book “verses and hadith class six”
 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design