Kamis, 04 Agustus 2016

Kambing Hitamnya Bukan Selalu Orang Hitam


Oleh: Cici Purwati

Tidak semua orang yang berkulilt hitam pantas untuk dijadikan kambing hitam atas semua tindak kriminalitas yang terjadi akhir-akhir ini. Pada fitrahnya, setiap manusia pasti memiliki hati nurani untuk tidak saling menyakiti satu sama lain. Mengapa begitu? Karena, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hanya pada keadaan tertentulah manusia melakukan tindak kriminalitas yang melanggar hukum pidana; hukum yang berkaitan dengan kemaslahatan umat .

Mengapa beberapa orang dari kita selalu su’udzon jika berpapasan dengan orang hitam? Bahkan beberapa dari kita menjauh jika berada dekat mereka. Sadarkah jika kita selalu mengkambing-hitamkan orang Afrika, yang berkulit hitam? Terkadang mencaci mereka dan mengistilahkan berbagai nama buruk kepada mereka. Sadarkah jika kita telah melanggar hukum perdata, andaikan mereka ingin mengusung kita kepengadilan atas pengaduan pencemaran nama baik, ras, atau bangsa. Sesama manusia, tentulah kita pernah merasakan bagaimana dikucilkan oleh bangsa lain, dikambing-hitamkan atas kejahatan yang diperbuat oleh sebagian dari kita, walaupun kita tak melakukan kejahatan yang sama. Tentulah ada rasa yang bergejolak di dalam hati, dan mungkin bisa jadi tersimpan dendam di dalam hati. Kita tidak berhak memandang semua orang hitam adalah jahat, karena kitapun tidak ingin dicap jahat hanya karena sebagian kita melakukan hal yang jahat.
 
Yang melakukan tindak kriminalitas di kalangan Masisir belakangan ini memang orang hitam, tapi tak semua orang hitam memiliki niat jahat kepada kita. Mereka yang melakukan tindak kriminalitas pun pastinya memiliki  alasan tertentu, dan di antara faktor-fakornya adalah adanya kesenjangan ekonomi akibat terjadinya revolusi di Mesir dan nilai mata uang Mesir turun anjlok. Pasokan sandang dan pangan mereka pun tidak tercukupi, sedangkan di Mesir sedang musim panas dan banyak menguras energi. Mungkin hanya orang hitam di daerah Saqor yang melakukan hal tersebut. Sebutlah orang hitam asal Nigeria yang berada di Bawabat 2, yang berada di sekitar imaroh Amuntai (imaroh akhwat kekeluargaan Kalimantan) mereka tidak pernah mengganggu orang-orang sekitarnya, bahkan tidak pernah terjadi tindak kriminalitas di daerah tersebut. Malahan, mereka peduli kepada orang sekitar, suka membantu membawa sampah jika melihat orang kesulitan membawa setumpukan sampah. Pada faktanya banyak orang hitam yang ikut talaqqi di Ruwaq Azhar, di madyafah-madyafah, bahkan mereka aktif mengikuti kajian, juga aktif dalam bertanya.

Menurut pengamatan yang ada, orang baik itu terbagi menjadi dua. Pertama adalah mereka yang terlahir dari keluarga baik-baik, tumbuh dalam lingkungan baik, maka ia menjadi sosok yang baik ketika besarnya. Mereka juga terjaga dari kecilnya dari tindak kejahatan yang sangat fatal. Ada kemungkinan kecil, orang baik jenis pertama ini terjerumus dalam kegelapan. Di antara faktornya adalah keadaan, desakan ekonomi, desakan kawan, dan lainnya. Adapun yang kedua, mereka yang tidak terlahir dari keluarga yang baik, yang tak mengajarkan sopan santun terhadap sesama, terhadap yang lebiih tua, dan tak pernah mengenal kebaikkan. Mereka yang memiliki masa lalu yang kelam, namun mereka berhasil keluar dari semua itu dan menjadi orang yang luar biasa baik. Saya menemukan di luar sana banyak orang yang menjadi baik, tapi orang sibuk mencacinya, dan menganggapnya cari muka, dan mungkin mereka ingin mengubah hidupnya tapi lingkungan justru tidak mendukungnya. Mereka ingin mengubur masa lalunya yang kelam tapi orang lain senang sekali menggalinya.

Diskriminasi namanya jika kita mengucilkan orang hitam, menjauhi orang hitam di manapun kita bertemu dengannya, entah itu di bus, di universitas, atau di tempat umum lainnya. tidak bisakah kita menerima mereka seperti mereka yang menerima kita di Mesir. Tidak perlu menjauh jika bertemu dengan orang hitam, Jika kita berlaku baik, merekapun pasti akan memperlakukan kita dengan baik pula. Meski ada sebagian dari mereka yang melakukan tindak kriminalitas, alangkah baiknya jika kita berbuat baik kepada mereka, siapa tahu dengan tindakan baik kita kepada mereka, hati mereka akan terbuka dan sadar bahwa apa yang mereka lakuakan (tindak kriminalitas) selama ini adalah perbuatan yang salah besar. Siapa tahu ada suatu keinginan terbesit di hati mereka untuk menjadi baik..

Sebagai bagian dari Masisir, saya tidak mencari pembenaran bahwa tindak kriminalitas yang dilakukan orang hitam harus dilupakan. Kewaspadaan tetap harus ditingkatkan di manapun kita berada, jangan terlalu percaya pada orang asing yang baru kita kenal. Di sini saya memaparkan sisi baik orang hitam agar setidakya kita tak selalu mengkambing-hitamkan semua orang yang berkulit hitam, dan bisa melihat sisi baik dari mereka walaupun sangat sedikit.

Senin, 04 Juli 2016

Dari Anak Rantau

Nun jauh, ibu bapak di Indonesia,
Anakmu merindukan kalian, rindu yang tak pernah bisa dilukiskan, bahkan diutarakan oleh kata-kata biasa, luasnya lautanpun tak bisa menandinginya.


Anakmu hanya berharap bertemu dalam mimpi, memeluk kalian untuk sejenak melepas kerinduan, dan berbincang layaknya anak dan orang tua yang sering dilakukan.


Anakmu Mengiba pada dirinya sendiri, namun harus segera ditepis...
Karena tahu, antara kalian dan anakmu itu ada suatu ikatan batin yang tak bisa dijelaskan,
Mendoakan agar Sehatlah slalu di sana. Agar slalu dikuatkan lahir maupun batinnya.

Mungkin kuliah terasa sulit, tapi pastinya lebih sulit kalian dalam memenuhi kebutuhan anakmu...

Anakmu banyak mengeluh, namun takkan berani jika disuruh mengeluh didepan kalian, walau sepatah kata, karna takut menyayat hati kalian yang amat sangat lembut.

Anakmu banyak keinginan, namun ia urung meminta, malu untuk meminta, karena sadar umur sekarang ini memang tak pantas untuk meminta sesuatu lagi, namun lebih pantas untuk memberi dan berbakti.


Jikapun ibu dan bapak bertanya, ingin apa kamu nak??
Lisan ini enggan bicara, biarlah anakmu ini mendapatkannya sendiri, bukan tak ingin diurusi, namun anakmu tak ingin merepotkan.


Yang diharapkan oleh anak rantau ini adalah doa serta ridho yang lebih utama dari kalian.
Karena sadar bahwa pintu langit akan terbuka lebar oleh doa kedua orang tua, dan dapat ditembus oleh ridho kalian.

Selasa, 15 Maret 2016

Falling in Love is Easy.... Staying in Love is Amazing

Ada pepatah seperti itu, tapi menurut aku falling in love itu susah... butuh proses yang lama, dan staying in love is so amazing

Ada pertanyaan yang slalu muncul dalam benakku :
Kenapa mereka dengan mudahnya berpaling?
hidup adalah pilihan., dimana seseorang bisa memilih selama ia masih hidup. apakah pilihan itu terjadi dua kali untuk masalah pernikahan?

pertanyaan ini slalu terbenak karna disekelilingku adalah lingkungan orang yang "memilih perceraian"

Entahlah seberapa rumit pertikaian diantara mereka, apa mereka tak pernah berfikir tentang masa depan anak? Tentang keluarga bahagia? Tentang akibat negatif yang akan mempengaruhi anak?
Mungkin itulah takdir? Mungkin jalan terakhir adalah perceraian?

Jodoh...sekali lagi kita berkata jodoh..
Apakah orang yang menikah itu jodoh? Lantas jika mereka bercerai apa itu yang disebut jodoh?
Bagaimana jika orang itu menikah 3 kali atau 4 kali? Lantas yang mana yang disebut jodoh?

Sekali lagi,,,
Staying in love is amazing...
Seperti Kisah Plato tentang Makna Cinta dan Pernikahan

Suatu ketika Plato terlibat dalam perbincangan dengan gurunya…

Plato bertanya makna cinta dan gurunya pun menjawab: “Masuklah ke dalam hutan, pilih dan ambillah satu ranting yang menurutmu paling baik, tetapi engkau haruslah berjalan ke depan dan jangan kembali ke belakang. Pada saat kau sudah memutuskan pilihanmu, keluarlah dari hutan dengan ranting tersebut”.
Maka masuklah Plato ke dalam hutan dan keluarlah Plato tanpa membawa sebatang ranting pun.Gurunya pun bertanya, maka jawab Plato:

“Saya sebenarnya sudah menemui ranting yang bagus, tetapi saya berfikir barangkali di depan saya ada ranting yang lebih baik. Tetapi setelah saya berjalan ke depan ternyata ranting yang sudah saya tinggalkan tadilah yang terbaik. Maka saya keluar dari hutan tanpa membawa apa-apa”.

Guru itupun berkata: “Itulah cinta”

Lalu Plato pun bertanya apakah makna pernikahan, dan Guru pun menjawab:

”Sama seperti ranting tadi, namun kali ini engkau haruslah membawa satu pohon yang kau fikir paling baik dan bawalah keluar dari hutan”.

Maka masuklah Plato ke dalam hutan dan keluarlah Plato dengan membawa pohon yang tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu indah.

Gurunya pun bertanya, maka jawab Plato:

“Saya bertemu pohon yang indah daunnya, besar batangnya… tetapi saya tak dapat memotongnya dan pastilah saya tak mampu membawanya keluar dari dalam hutan… akhirnya saya tinggalkan. Kemudian saya menemui pohon yang tidak terlalu buruk, tidak terlalu tinggi dan saya pikir mampu membawanya kerana mungkin saya tidak akan menemui pohon seperti ini di depan sana. Akhirnya saya pilih pohon ini kerana saya yakin mampu merawatnya dan menjadikannya indah”.

Lalu sang guru berkata: “Itulah makna pernikahan.”

Begitu banyak pilihan di depan kita seperti pohon-pohon beserta rantingnya di dalam hutan, tapi kita mesti menentukan satu pilihan dan bila terlalu memilih… tidak satupun akan kita dapati, kerana kesempatan itu hanya sekali dan kita harus terus maju seperti waktu yang beredar ke depan yang tidak pernah tersimpan pada hari semalam, kemarin atau bersemayam pada masa lalu kita.
Walaupun belum bertemu cinta, percayalah, bila kita berubah menjadi diri kita yang terbaik, Tuhan akan buka rute untuk hadirnya cinta yang terbaik.

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design