Selasa, 12 Maret 2019

Senandung Rindu untuk Ayah

Bersenandung penuh irama.
Bibir mengucap tak bermakna.
Tertunduk.
Terisak.
Mata panas menahan tangis.
Tidak ada perintah dari siapa-siapa.

Apa?
Memang tidak boleh?
Kenapa?
Aku hanya ingin orang-orang melihatku bahagia.
Bukankah aku sangat munafiq tuhan?!

Sejuta kata tak bermanfaat.
Lebih baik ditelan bulat-bulat.
Daripada jarum menghujam amat lamat.
Ah! Sesak sangat!
Biarkan aku memakai topengku.
Selamanya.

Berbisik lirih dalam hati.
Menggeram sakit tak tertahan.
Tuhan, aku ingin berbicara dengan ayah.
Bolehkah tuhan?

Berpura-pura kuat selama 3 tahun lewat.
Mengenyam pahit rasa rindu.
Oh tuhan,
Pertemukan aku dengannya lewat mimpi.
Jika pun aku pulang ke negeri,
Yang ada hanya sepi yang ku jumpai.
Wujud sepi.
Di atas pusara ku menyepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design